Rabu, 29 April 2015

Mencangkok Tanaman Mangga



Mencangkok Tanaman Mangga.

Kali ini kita akan belajar pembiakan tanaman buah mangga dengan teknik mencangkok. Mencangkok adalah teknik pengembangbiakan tanaman yang menggunakan organ vegetatif tanaman karena kualitas buahnya terjaga sama seperti induknya.Cara ini tergolong cukup murah, praktis dan dapat dipraktikkan oleh siapa saja yang ingin belajar.

Dalam proses pencangkokan hendaknya lapisan kambium batang dihilangkan. Kambium berperan besar dalam membentuk xylem dan floem, dengan dibersihkannya lapisan kambium pada waktu penyayatan maka zat-zat makanan ataupun segala sesuatu yang berasal dari daun-daun di bagian atas sayatan tidak mengalir ke bawah sayatan atau akar yang nantinya akan terjadi penumpukan auksin dan karbohidrat dan dengan media tanah yang digunakan auksin dan karbohidrat akan menstimulir timbulnya akar pada batang di bagian atas sayatan.

Pencangkokan sebaiknya dilakukan pada musim hujan sehingga akan membantu dalam menjaga kelembaban media sampai berakar. Namun dapat saja dilakukan dimusim panas dengan tetap memperhatikan kelembaban cangkokan dengan cara penyiraman. Pembuatan cangkok pada satu pohon tidak bisa dilakukan dalam jumlah banyak, karena akan mengganggu atau merusak pohon tersebut untuk itu kondisi tanaman indukan harus tetap diperhatikan.

Kelengkapan Peralatan Untuk Pencangkokan
Sebelum melakukan pencangkokan persiapkan terlebih dahulu air panas, gula dan kopi jika perlu ditambah dengan sedikit gorengan pisang (bahan-bahan tersebut akan berguna menemani anda saat mulai bekerja) hehe.

Persiapkan beberapa alat perlengkapan sebagai berikut :
  1. Pisau yang tajam
  2. Media pembungkus (bisa dari serabut kelapa atau plastik transparan)
  3. Tali (untuk mengikat sisi cangkokan)
  4. Ember atau apa saja media lain untuk menampung air
  5. Campuran tanah subur (bisa menggunakan campuran Pupuk kandang : serabuk gergaji perbandingan 1:1:1)
Langkah Langkah Mencangkok (Praktek Langsung)
  1. Pastikan bahwa Pohon induk yang akan dicangkok merupakan tanaman dari varietas unggul (ini penting karna hasil cangkokan akan meniru sifat pohon induknya)
  2. Tentukan cabang yang lurus dan cukup besar agar nanti pohon cukup kuat untuk mandiri, kira kira berdiameter 3 cm
  3. Kerat pangkal cabang menggunakan pisau. Kerat sekali lagi dari keratan pertama berjarak sekitar satu kepalan tangan atau 5 cm.
  4. Buanglah kulit luar antara keratan tadi
  5. Setelah kulit kayu bersih, kerok lendir/getah sampai bersih dan kayu tidak licin lagi
  6. Ambil media pembungkus (serabut kelapa atau plastic) secukupnya ikat bagian bawah dulu
  7. Bentuk sedemikian rupa sehingga membentuk penampung, isi dengan campuran tanah yang sudah dipersiapkan. Isian harus cukup padat dengan cara ditekan-tekan, hal ini agar
  8. Ikat bagian atas serabut atau plastik dan pastikan campuran tanah tertutup rapat
  9. Buatlah lubang lubang untuk pembuangan air berjarak 1 cm antar lubangnya (jika medianya adalah plastik)
  10. Siram air sampai air menetes dari cangkokan
  11. Jaga Kelembaban cangkokan dengan cara penyiraman
  12. Setelah akarnya banyak potong dari induknya, dipisahkan dan tanam di tempat yang telah ditentukan


Proses mencangkok mangga pun selesai, namun demikian, setidaknya seminggu sekali Anda harus melihat dan meneliti hasil dari pencangkokan tersebut. Apabila kering, segera siram dengan cara membuka tali pengikat bagian atas cangkokan. Akar akan tumbuh pada batang yang dikupas dan ditutupi dengan tanah yang subur setelah usia cangkokan sekitar dua atau tiga minggu.  Setelah anda merasa akar cangkokan tersebut telah cukup, potong hasil cangkokan dan segera tanam di tanah yang gembur dan subur. Bagaimana, cara mencangkok mangga cukup mudah bukan? Selamat mencoba ya!

Kamis, 09 April 2015

Mengatasi Kerontokan Buah Pada Jambu Air Madu Deli




Mencegah Buah Jambu Air Tidak Rontok

Catatan ini disusun untuk menjawab keluhan dan pertanyaan beberapa teman seputar pengalaman tabulampot jambu air madu deli dihalaman rumahnya yang mengalami kerontokan ketika masa awal pembuahan. Kami mencoba memberikan tips berdasar pengalaman pola perawatan Jambu Madu Deli di kebun kami serta beberapa sumber lain.

Tanaman jambu air yang sedang berbunga perlu mendapat perhatian ekstra agar bunganya tidak gampang rontok dan buahnya bisa lebat. 

Banyak dijumpai tanaman buah air yang berbunga hingga berbuah lebat. Namun saat waktu yang ditunggu untuk melihat buah-buah jambu air berkembang matang, pupus karena buah jambu air rontok sebelum matang. Bagaimana ini terjadi dan cara mengatasinya. 

Berikut Ulasanya : 

a.      Penyebab Kerontokan
1.      Kerontokan karena faktor fisiologis kimiawi :
Kandungan nutrisi, khususnya hara fosfat (P) dan kalium (potassium = K) yang terbatas dalam tanah atau media tanam tabulampot menjadi faktor penyebab utama kerontokan bunga dan bakal buah atau buah yang sedang mengalami proses pembesaran. Jika kandungan kalium dalam tanah sangat terbatas, maka kerontokan buah akan menjadi lebih banyak. Kerontokan buah ini akan semakin parah jika pasokan air dari dalam tanah ke tanaman juga terbatas. Jika kerontokan buah disebabkan oleh faktor “malnutrisi” kalium, maka pemberian pupuk kalium, baik dalam bentuk tunggal (Kalium Chloride, KCl) maupun dalam bentuk majemuk (Kalium nitrate, KNO3) dapat menjadi solusi untuk mengatasi kerontokan buah. Pemberian pupuk yang mengandung kalium harus dilakukan seawal mungkin, sebelum pembungaan berlangsung dan pasca persarian selesai sehingga pemanfaatan unsur hara oleh tanaman dapat terjadi secara optimal. Pada beberapa kasus, pemberian pupuk fosfat yang dikombinasikan dengan kalium (pupuk MKP, mono kalium phosphate, KH2PO4 misalnya) sangat membantu tanaman untuk berbunga dan berbuah dengan normal karena pasokan kalium diberikan dalam jumlah lebih sedikit, namun diberikan bersamaan dengan pemberian fosfat yang sangat dibutuhkan tanaman saat memasuki periode vegetatif untuk berbunga dan berbuah. Pasokan air sebagai salah satu komponen utama dalam proses fotosintesis juga akan sangat membantu mencegah timbulnya masalah kerontokan bakal buah. Pasokan air yang cukup jangan diartikan bahwa tanaman harus mendapatkan air dalam jumlah berlebihan, namun harus dimaknai bahwa kondisi tanah di sekeliling media tanam haruslah selalu berada dalam keadaan lembab (bukan becek, apalagi tergenang), untuk memastikan bahwa pasokan air selalu tersedia saat dibutuhkan oleh tanaman untuk proses persarian, pembesaran dan pemasakan buah. Ketersediaan kalium dan fosfat yang baik akan lebih bermakna bagi tanaman jika ketersediaan air juga mencukupi, sehingga proses pembentukan dan pengisian buah akan berlangsung dengan baik pula.

2. Kerontokan karena faktor biologis :
Pasca persarian bunga, seharusnya diikuti oleh pembentukan bakal buah yang akan berkembang menjadi buah sempurna, namun sering terjadi bakal buah rontok karena terserang beberapa jenis hama maupun penyakit buah. Hama-hama ini umumnya menyerang, dimulai pada saat pembentukan kelopak bunga hingga pembentukan bakal buah pasca persarian bunga. Beberapa hama berwujud ulat yang memakan bakal buah yang baru terbentuk, hama penggerek berupa serangga yang menghisap cairan sel bakal buah yang baru terbentuk, serta beragam jenis kutu penghisap cairan sel yang mengeluarkan sejenis madu yang disukai oleh semut. Simbiosis antara kutu dengan semut ini menimbulkan gejala lapisan hitam (embun jelaga) di sekujur bakal buah dan daun di sekelilingnya. Selain merusak buah muda, tampilan tanaman secara keseluruhan juga menjadi jelek karena lapisan jelaga hitam terlihat mengotori tanaman. Selain itu, jelaga hitam juga menghalangi daun tanaman untuk berfotosintesis dengan normal, dan mengurangi jumlah fotosintat yang terbentuk untuk disimpan sebagai cadangan bahan kering (biomassa) di dalam tubuh tanaman.

3. Kerontokan karena faktor fisik :
Di musim penghujan dengan curah hujan yang tinggi, yang mengguyur terus-menerus dengan intensitas jangka waktu panjang, menjadi penyebab utama rontoknya bunga atau bakal buah pasca persarian. Dalam kondisi basah, benangsari (alat kelamin jantan pada bunga) lengket satu sama lain karena terikat oleh air, benangsari tidak bisa bertemu dan membuahi kepala putik (alat kelamin betina pada bunga). Sebaliknya di musim kemarau, suhu panas yang ekstrim disertai dengan pengaruh kelembaban yang rendah di siang hari, juga menjadi faktor fisik penyebab kegagalan persarian, karena pada suhu ekstrim, viabilitas atau daya hidup dan vigor benangsari menjadi sangat rendah (singkat) sehingga sulit bagi benangsari untuk tetap viabel dan membuahi kepala putik. Akibat kedua penyebab utama ini, bunga akhirnya layu dan gagal membentuk bakal buah karena proses persarian bunga tidak berlangsung secara normal.
Buah Jambu Madu Deli

Langkah Dasar Perawatan
Jaga agar tanaman jambu air tidak rusak
Kerusakan tanaman jambu air, perlu kita ketahui. Kerusakan mungkin dapat berupa ulah manusia dan juga akibat dari faktor hama, cuaca dan penyakit lainnya. Tanaman jambu air yang akan atau sedang berbunga atau berbuah kesehatannya harus dalam kondisi puncak.   Jika pada saat kondisi bunga dan buah dalam kondisi lebat, kerusakan kecil dapat membuat kerontokan pada bunga dan buah jambu air. Jaga jangan sampai daun-daun gundul baik akibat manusia maupun ulat pemakan daun. Jangan memangkas secara sembarangan. Jaga jangan sampai akar membusuk atau terkena deringan hama. 

Tanaman yang sedang berbunga atau berbuah, banyak memerlukan karbondioksida dan sinar matahari yang akan diambil oleh daun untuk proses fotosintesis dalam memproduksi karbohidrat dan gula yang nantinya akan disimpan dalam bentuk daging buah. Dalam kondisi daun tanaman mengalami kerusakan seperti diatas. Pembentukan karbohidrat akan terganggu. Gangguan ini akan menjadikan pertumbuhan bunga dan buah jambu air terhambat. Sehingga bunga dan buah jambu air walaupun sudah tumbuh dan lebat, seketika akan rontok. 

Janga jangan sampai tanaman jambu air kelebat

Lho..kok! betul jika tanaman jambu air tumbuh subur, dan rimbun karena banyak pupuk nitrogen yang hanya mendorong pertumbuhan vegetatif (daun dan cabang) saja, pertumbuhan generatifnya (pembentukan buah dan bunga ) justru akan terhambat. Oleh sebab itu, jika kita lihat tanaman jambu air kelebat subur, kurangilah kerimbunan daun dengan pemangkasan. Namun dalam pemangkasan perlu dilakukan hati-hati. 

Pada jambu air Madu, hormon diproduksi tepung sari ketika persarian. Produksi hormon itu akan berkurang jika tanamannya terserang penyakit. Kekurangan hara (pupuk) atau gangguan lain. Jika produksi hormon berkurang, bunga atau buah yang sudah terlanjur tumbuh akan mudah rontok karena tumbuhnya callus pada bagian ujung tangkai buah yang menempel pada cabang atau ranting tanaman. Callus adalah kulit baru yang memisahkan tangkai buah dengan cabang atau ranting tempat ia menempel. Karena dipisahkan oleh callus, buah jambu air akan mudah rontok. 

Jambu Madu Deli Hijau

Bagaimana Mencegah buah jambu air rontok?
Buah jambu air akan selamat dari kerontokan dengan cara-cara berikut;
1.    Senantiasa mengusahakan agar tanah di sekitar tanaman selalu poros, supaya air tidak gampang   menggenangi tetapi juga tidak cepat mengering.
2.      Memberi pupuk yang mengandung unsur N, P, dan K yang seimbang
3.      Cukup Kebutuhan Hara makro-mikro tanah dengan aplikasi pupuk organik


Semoga bermanfaat...Selamat Mencoba

Kunjungi Kebun Kami di :
Jl.T.Amir Hamzah Km.28,5 
Binjai - Sumatera Utara.
CP : 085276720954 (Nizam)
Tersedia aneka bibit tanaman jambu, tanaman buah & Tanaman perkebunan

Kamis, 18 Desember 2014

Tanaman Buah di Dalam POT (Tabulampot)

Cara mudah membuat tabulampot


Metode budidaya tanaman buah dalam pot (tabulampot) merupakan upaya untuk menjawab tantangan keterbatasan lahan. Tanaman buah yang biasanya berpostur tinggi dengan perakaran dalam. Tanaman ini membutuhkan ruang tumbuh yang cukup luas. Hal ini tentunya menyulitkan bagi penduduk yang tinggal di perkotaan atau yang tinggal di kompleks perumahan dengan lahan yang sangat terbatas .
Sejak tahun 1970-an, berkembang metode menanam buah dalam lingkungan terbatas atau tabulampot. Metode ini terus berkembang, baik dari sisi teknologi maupun jumlah jenis tanaman buah yang bisa dijadikan tabulampot.
Saat ini, banyak bermunculan usaha penyedia bibit tabulampot. Dalam berbagai pameran pertanian, tabulampot selalu jadi incaran favorit. Pehobi tertarik pada tabulampot untuk alasan fungsional maupun estetika. berikut kami sampaikan sedikit informasi terkait metode dan teknik perawatanya.

Jenis-jenis tabulampot

Hampir semua jenis tanaman buah bisa tumbuh dalam bentuk tabulampot. Tapi tidak semua tabulampot bisa menghasilkan buah. Karena meskipun bisa tumbuh subur, jenis-jenis tanaman tertentu belum bisa berbuah dalam lingkungan tabulampot.
Terdapat beberapa jenis tanaman buah yang lazim dijadikan tabulampot. Tingkat keberhasilan berbuahnya dikategorikan mudah, sulit dan belum berhasil. Beberapa tanaman dengan kategori mudah berbuah diantaranya jambu,mangga,jeruk, belimbing, sawo. Tanaman yang sulit berbuah antara lain rambutan, lengkeng, manggis, duku dan jambu bol.  Sedangkan tanaman alpukat dan durian masih belum berhasil berbuah optimal dalam lingkungan tabulampot.

Menyiapkan bibit tabulampot

Bibit tanaman merupakan hal yang sangat menentukan tingkat keberhasilan tabulampot. Terdapat dua jenis bibit tanaman, yaitu bibit hasil perbanyakan generatif (dari biji) dan bibit hasil perbanyakan vegetatif (cangkok, okulasi dan penyambungan).
Untuk budidaya tabulampot sebaiknya gunakan bibit hasil perbanyakan vegetatif. Kelebihan bibit hasil vegetatif yaitu sifat tanamannya bisa dipastikan, karena sama dengan sifat induknya. Sehingga keberhasilannya lebih mudah diprediksi. Selain itu, bibit perbanyakan vegetatif lebih cepat berbuah. Kekurangan bibit jenis ini akarnya kurang kuat sehingga tanaman mudah roboh atau mengalami kekeringan.
Tingkat keberhasilan tabulampot sangat ditentukan oleh bibit tanaman. Oleh karena itu pilihlah bibit yang kita tahu persis sifat-sifatnya. Bebas dari hama dan penyakit tanaman. Untuk memastikannya biasanya bibit tersebut telah memiliki sertifikat dari komunitas atau lembaga terpercaya.

Menyiapkan media tanam

Media tanam tabulampot bermacam-macam. Media tanam berfungsi sebagai tempat tumbuhnya akar dan untuk menopang postur tanaman. Media tanam tabulampot harus bisa menyimpan air dan memasok nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Media tanam yang sering digunakan para pehobi antara lain campuran tanah, kompos dan arang sekam dengan komposisi 1:1:1. Bisa juga campuran tanah, pupuk kambing dan sekam padi dengan komposisi 1:1:1. Untuk menekan biaya, gunakan bahan baku yang banyak ditemui di lingkungan sekitar.
Tanah dan material organik di daerah tropis biasanya memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi. Bila bahan-bahan media tanam tersebut terlalu asam campurkan kapur pertanian atau dolomit ke dalamnya.
Setelah menyiapkan media tanam, selanjutnya siapkan pot sebagai wadah. Jenis pot bisa terbuat dari tanah liat, logam (drum), plastik, semen atau kayu. Pot dari berbahan tanah liat dan kayu sangat baik untuk tabulampot karena memiliki pori-pori sehingga kelembaban dan temperatur media tanam lebih stabil. Namun kelemahannya bahan-bahan tersebut tidak tahan lama.
Wadah tabulampot yang baik harus memiliki kaki atau alas yang memisahkan dasar pot dengan tanah. Hal ini penting untuk aliran drainase dan memudahkan pengawasan agar akar tanaman tidak menembus tanah.

Penanaman bibit tanaman

Berikut ini langkah-langkah untuk menanam bibit tanaman ke dalam wadah tabulampot:
  • Siapkan bahan-bahan media tanam, kemudian ayak dan buang kerikil-kerikil yang ada didalamnya. Campurkan bahan-bahan itu hingga merata.
  • Siapkan pot dengan ukuran yang disesuaikan dengan ukuran tanaman. Sebaiknya dimulai dari ukuran pot yang kecil. Sehingga apabila tanaman semakin besar pot bisa diganti, sekaligus sebagai penanda untuk meremajakan media tanam.
  • Letakkan pecahan genteng pada dasar pot, satu lapis saja. Kemudian letakkan juga satu lapis ijuk atau sabut kelapa.
  • Kemudian isi dengan media tanam yang sudah disiapkan hingga setengah tinggi pot.
  • Untuk mengurangi penguapan, pangkas sebagian daun atau batang bibit tanaman. Kemudian buka polybag bibit tanaman, letakkan tepat ditengah-tengah pot. Timbun dengan media tanam hingga pangkal batang.
  • Padatkan media tanam di sekitar pangkal batang, pastikan tanaman sudah kuat tertopang. Siram dengan air untuk mempertahankan kelembaban.
  • Simpan tabulampot di tempat yang agak teduh untuk beradaptasi. Siram setiap pagi atau sore hari. Setelah satu minggu, letakkan tabulampot di tempat terbuka.

Perawatan tabulampot

a. Penyiraman

Tabulampot yang telah jadi harus di letakkan di tempat terbuka dan terkena cahaya matahari sepenuhnya. Pada musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari, bisa pagi atau sore hari. Pada musim hujan penyiraman hanya dilakukan apabila media tanam terlihat kering. Penyiraman menggunakan selang air atau gembor.
Bila jumlah tabulampot banyak, penyiraman bisa diprogram dengan membangun sistem irigasi. Sistem irigasi yang paling cocok adalah irigasi tetes. Irigasi ini irit tenaga kerja, hemat air dan mudah dikontrol. Namun memerlukan investasi yang cukup besar. Silahkan baca tentang  irigasi tetes (dripp irigation) di sini.

b. Pemangkasan

Setidaknya terdapat tiga tujuan pemangkasan tabulampot yaitu pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi dan pemangkasan peremajaan. Pemangkasan bentuk dilakukan untuk membentuk tajuk baru dan mengatur postur tanaman agar sinar matahari bisa menembus semua bagian tanaman. Selain dua fungsi itu, pemangkasan bentuk juga terkait dengan estetika.

Salah satu teori umum dalam memangkas bentuk tabulampot adalah 1-3-9. Artinya, dalam setiap 1 batang primer terdapat maksimum 3 batang sekunder dan dalam 1 batang sekunder maksimum terdapat 3 batang tersier. Batang yang dipilih untuk dibiarkan tumbuh adalah yang sehat dan kuat, sekaligus juga memiliki unsur estetika pada tanaman.
Pemangkasan produksi berkaitan dengan fungsi produksi tanaman. Pemangkasan dilakukan terhadap tunas air untuk merangsang pembungaan. Selain itu, pemangkasan dilakukan terhadap batang yang terlihat berpenyakit.

Terakhir pemangkasan peremajaan, dilakukan terhadap tanaman yang telah tua. Pada tabulampot yang sudah tua biasanya dilakukan penggantian media tanam dan pot (repotting). Pada fase ini, beberapa cabang perlu dipangkas. Bahkan pada kasus-kasus tertentu hanya menyisakan batang primer saja.

c. Pemupukan

Media tabulampot memiliki cadangan nutrisi yang terbatas. Oleh karena itu pemupukan menjadi hal yang sangat vital. Pemupukan pertama dilakukan satu bulan setelah tanam. Selanjutnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali.

Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk organik. Jenisnya bisa kompos, pupuk kandang atau pupuk organik cair. Meskipun kandungan haranya tidak seakurat pupuk kimia, pupuk organik memiliki unsur hara yang lebih lengkap. Selain itu penambahan bahan-bahan organik akan merangsang aktivitas biologi dalam media tanam.

Pupuk kimia diperlukan pada saat-saat tertentu saja. Misalnya pada saat pembungaan dan pembuahan dimana tanaman memerlukan unsur-unsur hara makro seperti P dan K dalam jumlah banyak. Dan beberapa unsur mikro seperti Ca, Mn, Fe, dll. Dalam pupuk kimia unsur-unsur tersebut bisa dipastikan takarannya.

d. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit pada tabulampot sebaiknya dilakukan sejak dini, yakni sejak memilih bibit. Bibit unggul biasanya memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit tertentu. Belilah bibit dari sumber yang terpercaya.
Pencegahan serangan hama dan penyakit juga bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan media tanam dan kebun. Gulma dan semak belukar disekitar kebun bisa menjadi sumber hama dan penyakit.
Bila tabulampot sudah kadung terserang hama atau penyakit, langkah pertama bisa diberantas secara manual. Misalnya dengan memungut ulat yang menyerang atau memangkas dahan yang terkena penyakit.
Pada saat tabulampot berbuah, lindungi buah dengan plastik atau jaring pelindung. Atau juga bisa dengan memasang perangkap hama, seperti penggunaan hormon feromon untuk memerangkap lalat buah.
Penyemprotan tabulampot dengan pestisida menjadi dilema. Biasanya tabulampot ditanam di pekarangan rumah atau lokasi yang dekat dengan pemukiman. Pestisida kimia tentunya akan sangat berbahaya dan mencemari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, gunakan selalu pestisida organik. Silahkan baca tentang pestisida organik.
Apabila sangat terpaksa, penyemprotan dengan pestisida kimia bisa dilakukan. Lakukan dengan hati-hati, baca aturan dan dosis pakainya secara seksama. Penyemprotan hendaknya dilakukan secara terbatas.

e. Pergantian media dan pot

Tabulampot yang telah mencapai ukuran tertentu perlu dipindahkan. Ruang tabulampot harus cukup untuk menopang ruang gerak tanaman. Pemindahan dilakukan sekaligus dengan pergantian media tanam.

Pergantian media tanam dalam tabulampot tidak hanya berfungsi memindahkan tanaman pada pot yang lebih besar saja. Perlu juga dilakukan pemangkasan peremajaan. Misalnya, pemangkasan akar tanaman. Akar tanaman yang terus tumbuh akan membuat media tanam menjadi padat.
Akar yang panjangnya lebih dari 25 cm harus dipangkas. Kepadatan akar juga harus dikurangi. Bersamaan dengan pemangkasan akar, daun dan batang juga dipangkas untuk mengurangi penguapan.

Semoga bermanfaat...Selamat Mencoba

Kunjungi Kebun Kami di :
Jl.T.Amir Hamzah Km.28,5 
Binjai Utara.
CP : 085276720954 (Nizam)
Menyediakan Aneka Bibit Tanaman.

Minggu, 14 Desember 2014

Teknik Stek Tanaman Buah

 

Cara stek tanaman buah

Bibit setek adalah bibit vegetatif yang diperoleh dengan memperbanyak bagian tanaman yang mampu membentuk akar secara cepat, yaitu batang/cabang, akar, dan anakan.

Cabang atau batang untuk bahan bibit setek telah berumur 1-3 tahun, bermata tunas sehat, dan berasal dari pohon induk yang telah berbuah selama 2-3 musim berturut-turut.

Cabang yang telah berumur 1-2 tahun memiliki kulit berwarna kecokelat-cokelatan, minimal berukuran sebesar pensil. Kalau cabang terlalu kecil atau berasal dari tunas air, bibit setek akan mudah kering dan mati. Kalaupun bisa tumbuh, sifat tanaman mudah rapuh dan masa berbuah menunggu lama. Kalau cabang yang digunakan terlalu tua, bibit setek tidak cepat menghasilkan akar yang sempurna.

Cabang bermata tunas sehat memiliki pertumbuhan yang paling sempurna. Kalau mata tunas cabang tidak sehat atau rusak, besar kemungkinan bibit setek yang tumbuh keadaannya akan merana. Bahkan bibit bisa tidak tumbuh sama sekali.

Kalau cabang bahan setek berasal dari tanaman yang telah berproduksi 2-3 kali berturut-turut, bibit yang diperoleh memberi kepastian bahwa bahannya bagus. Kalau pohon induk yang dipakai bersifat unggul, dapat dipastikan mutu buah dari tanaman baru itu pasti sama dengan pohon induknya.

Teknik pembuatan bibit setek sangat sederhana. Sifat-sifat unggul pohon induk yang diinginkan dapat menurun dengan sempurna pada tanaman baru. Buah yang dihasilkan nantinya pun bermutu serupa pohon induknya.

Namun tidak semua tanaman buah bisa diperbanyak dengan setek. Tanaman buah-buahan yang bisa diperbanyak dengan setek sangat terbatas jenisnya. Misalnya anggur, arbei, delima, jeruk manis, jambu air, jambu mete. mangga, dan salak. Jambu biji, jambu sukun, dan kesemek juga bisa diperbanyak dengan setek, tetapi setek akar. Salak diperbanyak dengan setek tunas. 

Kelebihan Teknik Stek
  • Tanaman baru mempunyai sifat yang persis sama dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya.
  • Tanaman asal stek dapat ditanam pada tempat yang permukaan air tanahnya dangkal, karena tanaman asal stek tidak mempunyai akar tunggang.
  • Perbanyakan tanaman buah dengan stek merupakan cara perbanyakan yang praktis dan mudah dilakukan.
  • Stek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan teknik khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi.
Sedangkan potensi kerugian bibit dari stek adalah:
  • Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang tanaman menjadi mudah roboh.
  • Apabila musim kemarau pan-jang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan.
 
Cth Tanaman Jambu Madu Hasil Stek

 

Stek Batang

Pada dasarnya, stek dari ketiga bagian tanaman yang diambil untuk stek, yaitu batang, akar, dan anakan atau tunas, hanya stek batang yang paling tidak mudah untuk dilakukan, terutama untuk tanaman yang berkayu.

Stek batang dibedakan menjadi tiga jenis dari cara pengambilan batang yang digunakan untuk stek, yaitu stek lunak, stek setengah lunak, dan stek keras. Perbedaan antara tiga jenis stek tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Stek lunak dibuat dari pucuk ranting/cabang muda yang masih dalam masa tumbuh,
  2. Stek setengah lunak dibuat dari ranting/cabang yang sudah berhenti pertumbuhannya dan mulai menua batang maupun daunnya. Tetapi, batangnya masih belum mengayu. Umurnya tidak kurang dari satu tahun, berukuran sebesar pensil, dan masih berdaun.
  3. Stek keras adalah dahan yang sudah berumur tak kurang dari satu tahun, berukuran sebesar pensil dan masih berdaun.
Cara membuat ketiga jenis stek batang tersebut adalah sama. Langkah pembuatannya sebagai berikut.
Persiapan penanaman stek: A. Menyiapkan alat, B. Menyiapkan bahan, C. Menyiapkan sungkup, D.Menyiapkan media, E. Menyiapkan bahan stek , F. Memangkas daun
Persiapan penanaman stek: A. Menyiapkan alat, B. Menyiapkan bahan, C. Menyiapkan sungkup, D.Menyiapkan media, E. Menyiapkan bahan stek , F. Memangkas daun
Penanaman stek pada media tanah: A. Menyiapkan batang stek B. Menyiapkan hormon, C. Menanam bahan stek dari cabang mawar, D. Menanam bahan stek dari tangkai daun, E. Menanambahkan stek bunga soka  F. Menempatkan hasil stek.
Penanaman stek pada media tanah: A. Menyiapkan batang stek B. Menyiapkan hormon, C. Menanam bahan stek dari cabang mawar, D. Menanam bahan stek dari tangkai daun, E. Menanambahkan stek bunga soka
 F. Menempatkan hasil stek.
  1. Siapkan media berbentuk campuran kompos halus dan pasir yang bersih dari lumpur. Dapat juga dipergunakan serbuk gergaji kayu. Perbandingan antara pasir dan kompos adalah 1 : 1.
  2. Masukkan media di dalam pot atau bak dari kayu yang kedalamannya minimum 10 cm. Isi pot atau bak hingga 3 cm di bawah bibir pot atau bak.
  3. Kemudian basahi media dalam pot dengan air yang bersih dan biarkan air yang berlebihan mengalir keluar.
  4. Untuk stek lunak dan setengah lunak, potong ranting sepanjang 10-12,5 cm di bawah tangkai daun. Diameter stek ± 0,5 cm. Buang daun bagian bawah, kurang lebih setengah dari seluruh daun.
  5. Untuk stek keras panjang ranting atau dahan 15-20 cm, dan dipotong di bawah bagian setengah lunak di atas kuntum daun, sedangkan di bagian bawah dipotong di bawah kuntum daun. Paling sedikit 3 helai daun dibiarkan di atas bagian atas stek. Daun yang lebar dipotong setengahnya.
  6. Manfaatkan zat perangsang tumbuh (ZPT) dalam bentuk tepung atau cairan. Masukkan 2-3 cm pangkal stek ke dalam zat tersebut.
  7. Masukkan pangkal stek ke dalam media.
  8. Kerudungi stek dengan plastik yang tembus sinar, setelah sebelumnya disemprot dengan sprayer.
  9. Letakkan di tempat yang teduh.
  10. Bila dalam waktu 1 minggu daun pucuknya masih segar, kemungkinan besar stek akan berakar.
  11. Bergantung pada jenis tanaman, umumnya pada umur 1 bulan atau lebih stek sudah dapat dipindahkan ke dalam pot individu.
  12. Dalam pot individu ini stek dibiarkan tumbuh hingga cukup besar untuk dipindahtanamkan ke lahan. Usahakan jangan sampai semaian stek ini mengalami kekeringan, jaga kelembapannya. Namun, jangan sampai terlalu banyak air. Pada umumnya stek keras lebih lama mulai berakarnya
20140413_131732
Siapkan Media yang steril dengan komposisi tepat.
20140413_131658
Tancapkan batang stekan ke media.
20140413_131720
Siram denngan air seluruh hasil stekan lalu sungkup dengan plastik cor/uv, pastikan plastik tidak ada sedikitpun yang robek, janga sampai ada udara luar yang masuk kedalam sungkupan. biarkan jangan dibuka buka tergantung karakter tanaman
20140413_131708
9. satu bulan, sudah ada tanda tanda kehidupan (keluar akar)
10.bongkar sungkupan, siram dengan air pagi sore , biarkan 2-3 hari
20140413_131739
11.pot hasil stekan, taruh tempat teduh (sinar matahari tetap masuk) biarkan 1mingguan.
20140413_131901
12. tanaman siap kena sinar matahari langsung

Semoga Bermanfaat ...
Kunjungi Kebun Kami di :
Jl.T.Amir Hamzah Km.28,5 
Binjai Utara.
CP : 085276720954 (Nizam)
Menyediakan Aneka Bibit Tanaman