Mencegah Buah Jambu Air Tidak Rontok
Catatan ini disusun untuk menjawab keluhan
dan pertanyaan beberapa teman seputar pengalaman tabulampot jambu air madu deli
dihalaman rumahnya yang mengalami kerontokan ketika masa awal pembuahan. Kami mencoba
memberikan tips berdasar pengalaman pola perawatan Jambu Madu Deli di kebun
kami serta beberapa sumber lain.
Tanaman jambu air yang sedang
berbunga perlu mendapat perhatian ekstra agar bunganya tidak gampang rontok dan
buahnya bisa lebat.
Banyak dijumpai tanaman buah air
yang berbunga hingga berbuah lebat. Namun saat waktu yang ditunggu untuk
melihat buah-buah jambu air berkembang matang, pupus karena buah jambu air
rontok sebelum matang. Bagaimana ini terjadi dan cara mengatasinya.
Berikut Ulasanya :
a.
Penyebab Kerontokan
1.
Kerontokan
karena faktor fisiologis kimiawi
:
Kandungan nutrisi, khususnya hara fosfat (P) dan kalium
(potassium = K) yang terbatas dalam tanah atau media tanam tabulampot menjadi
faktor penyebab utama kerontokan bunga dan bakal buah atau buah yang sedang
mengalami proses pembesaran. Jika kandungan kalium dalam tanah sangat terbatas,
maka kerontokan buah akan menjadi lebih banyak. Kerontokan buah ini akan
semakin parah jika pasokan air dari dalam tanah ke tanaman juga terbatas. Jika kerontokan
buah disebabkan oleh faktor “malnutrisi”
kalium, maka pemberian pupuk kalium, baik dalam bentuk tunggal (Kalium Chloride, KCl) maupun dalam
bentuk majemuk (Kalium nitrate, KNO3)
dapat menjadi solusi untuk mengatasi kerontokan buah. Pemberian pupuk yang
mengandung kalium harus dilakukan seawal mungkin, sebelum pembungaan
berlangsung dan pasca persarian selesai sehingga pemanfaatan unsur hara oleh
tanaman dapat terjadi secara optimal. Pada beberapa kasus, pemberian pupuk
fosfat yang dikombinasikan dengan kalium (pupuk MKP, mono kalium phosphate,
KH2PO4 misalnya) sangat membantu tanaman untuk berbunga dan berbuah dengan
normal karena pasokan kalium diberikan dalam jumlah lebih sedikit, namun
diberikan bersamaan dengan pemberian fosfat yang sangat dibutuhkan tanaman saat
memasuki periode vegetatif untuk berbunga dan berbuah. Pasokan air sebagai
salah satu komponen utama dalam proses fotosintesis juga akan sangat membantu
mencegah timbulnya masalah kerontokan bakal buah. Pasokan air yang cukup jangan
diartikan bahwa tanaman harus mendapatkan air dalam jumlah berlebihan, namun
harus dimaknai bahwa kondisi tanah di sekeliling media tanam haruslah selalu
berada dalam keadaan lembab (bukan becek, apalagi tergenang), untuk memastikan
bahwa pasokan air selalu tersedia saat dibutuhkan oleh tanaman untuk proses
persarian, pembesaran dan pemasakan buah. Ketersediaan kalium dan fosfat yang
baik akan lebih bermakna bagi tanaman jika ketersediaan air juga mencukupi,
sehingga proses pembentukan dan pengisian buah akan berlangsung dengan baik
pula.
2. Kerontokan karena faktor biologis :
Pasca persarian bunga, seharusnya diikuti oleh pembentukan
bakal buah yang akan berkembang menjadi buah sempurna, namun sering terjadi
bakal buah rontok karena terserang beberapa jenis hama maupun penyakit buah.
Hama-hama ini umumnya menyerang, dimulai pada saat pembentukan kelopak bunga
hingga pembentukan bakal buah pasca persarian bunga. Beberapa hama berwujud
ulat yang memakan bakal buah yang baru terbentuk, hama penggerek berupa
serangga yang menghisap cairan sel bakal buah yang baru terbentuk, serta
beragam jenis kutu penghisap cairan sel yang mengeluarkan sejenis madu yang
disukai oleh semut. Simbiosis antara kutu dengan semut ini menimbulkan gejala
lapisan hitam (embun jelaga) di sekujur bakal buah dan daun di sekelilingnya.
Selain merusak buah muda, tampilan tanaman secara keseluruhan juga menjadi
jelek karena lapisan jelaga hitam terlihat mengotori tanaman. Selain itu,
jelaga hitam juga menghalangi daun tanaman untuk berfotosintesis dengan normal,
dan mengurangi jumlah fotosintat yang terbentuk untuk disimpan sebagai cadangan
bahan kering (biomassa) di dalam tubuh tanaman.
3. Kerontokan karena faktor fisik :
Di musim penghujan dengan curah hujan yang tinggi, yang
mengguyur terus-menerus dengan intensitas jangka waktu panjang, menjadi
penyebab utama rontoknya bunga atau bakal buah pasca persarian. Dalam kondisi
basah, benangsari (alat kelamin jantan pada bunga) lengket satu sama lain
karena terikat oleh air, benangsari tidak bisa bertemu dan membuahi kepala
putik (alat kelamin betina pada bunga). Sebaliknya di musim kemarau, suhu panas
yang ekstrim disertai dengan pengaruh kelembaban yang rendah di siang hari,
juga menjadi faktor fisik penyebab kegagalan persarian, karena pada suhu
ekstrim, viabilitas atau daya hidup dan vigor benangsari menjadi sangat rendah
(singkat) sehingga sulit bagi benangsari untuk tetap viabel dan membuahi kepala
putik. Akibat kedua penyebab utama ini, bunga akhirnya layu dan gagal membentuk
bakal buah karena proses persarian bunga tidak berlangsung secara normal.
Langkah
Dasar Perawatan
Jaga agar
tanaman jambu air tidak rusak
Kerusakan tanaman jambu air, perlu
kita ketahui. Kerusakan mungkin dapat berupa ulah manusia dan juga akibat dari
faktor hama, cuaca dan penyakit lainnya. Tanaman jambu air yang akan atau
sedang berbunga atau berbuah kesehatannya harus dalam kondisi puncak.
Jika pada saat kondisi bunga dan buah dalam kondisi lebat, kerusakan kecil
dapat membuat kerontokan pada bunga dan buah jambu air. Jaga jangan sampai
daun-daun gundul baik akibat manusia maupun ulat pemakan daun. Jangan memangkas
secara sembarangan. Jaga jangan sampai akar membusuk atau terkena deringan
hama.
Tanaman yang sedang berbunga atau
berbuah, banyak memerlukan karbondioksida dan sinar matahari yang akan diambil
oleh daun untuk proses fotosintesis dalam memproduksi karbohidrat dan gula yang
nantinya akan disimpan dalam bentuk daging buah. Dalam kondisi daun tanaman
mengalami kerusakan seperti diatas. Pembentukan karbohidrat akan terganggu.
Gangguan ini akan menjadikan pertumbuhan bunga dan buah jambu air terhambat.
Sehingga bunga dan buah jambu air walaupun sudah tumbuh dan lebat, seketika
akan rontok.
Janga
jangan sampai tanaman jambu air kelebat
Lho..kok! betul jika tanaman jambu
air tumbuh subur, dan rimbun karena banyak pupuk nitrogen yang hanya mendorong
pertumbuhan vegetatif (daun dan cabang) saja, pertumbuhan generatifnya
(pembentukan buah dan bunga ) justru akan terhambat. Oleh sebab itu, jika kita
lihat tanaman jambu air kelebat subur, kurangilah kerimbunan daun dengan
pemangkasan. Namun dalam pemangkasan perlu dilakukan hati-hati.
Pada jambu air Madu, hormon
diproduksi tepung sari ketika persarian. Produksi hormon itu akan berkurang
jika tanamannya terserang penyakit. Kekurangan hara (pupuk) atau gangguan lain.
Jika produksi hormon berkurang, bunga atau buah yang sudah terlanjur tumbuh
akan mudah rontok karena tumbuhnya callus pada bagian ujung tangkai buah yang
menempel pada cabang atau ranting tanaman. Callus adalah kulit baru yang
memisahkan tangkai buah dengan cabang atau ranting tempat ia menempel. Karena dipisahkan
oleh callus, buah jambu air akan mudah rontok.
Jambu Madu Deli Hijau |
Bagaimana
Mencegah buah jambu air rontok?
Buah jambu air akan selamat dari
kerontokan dengan cara-cara berikut;
1. Senantiasa mengusahakan agar tanah
di sekitar tanaman selalu poros, supaya air tidak gampang menggenangi tetapi
juga tidak cepat mengering.
2.
Memberi pupuk yang mengandung unsur
N, P, dan K yang seimbang